Dening Dias Oktri Raka Setiadi
Dina Pendidikan Nasional yaiku dina saka jati dirining bangsa yaiku dina pendidikan biso nggambarke utawa ruh saka bangsa awake dewe, bangsa sing gedhe yaiku bangsa kang peduli marang pendidikan, lan pendidikan yaiku modal awal saka perkembangan bangsa.
Ngomongke babagan pendidikan mesti awake dewe tepung dening tokoh Ki Hajar Dewantara, awit saka kuwi aku arep ngupas sosok Ki Hajar Dewantara lan Dina Pendidikan Nasional Ngapa, Geneya, lan Kepriye Pendidikan Nasional ing pandangan Ki Hajar Dewantara.
Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro sing poluler ing kalangan masyarakat yaiku Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Sing intine pemimpin kudu duwe sifat kasebut supaya iso dadi panutan kanggo bawahan utawa anak buahnya.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang aratinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Banyak pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai figur seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya. Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang peminpin ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota bawahanya. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja. Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.